28 April 2012

Salah


Banyak orang berkata, hati dan mata telah tertutup oleh cinta. Tapi apakah cinta itu selalu tak pernah salah? Apakah dengan mata tertutup kita bisa melakukan semua kebenaran? Tidak bagiku. Cinta itu selalu salah. Cinta menutup hati dan logika bahkan perasaan dan jiwa ini. Cinta itu terlalu jahat. Cinta itu bersemayam dari kalbu ini hingga tak bisa dipatahkan lagi. Tak tahukah kau rasanya menunggu dan menaruh perasaan ini hingga bertahun-tahun. Untuk hari ini, masa lalu dan masa depan mungkin rasa ini akan tetap tumbuh. Tidak, rasa ini tidak akan tumbuh maupun berkurang. Mungkin hanya tetap pada porsinya karena bagaimana mungkin rasa ini akan bertambah jika hanya aku sendiri yang memupuknya? Tak tahukah kau rasanya dilupakan dan menunggu untuk masa depan? Jarak dan waktu terus berpacu menggelapkan rasa ini. Melupakan goresan luka dan perih. Tak tahukah kau rasanya berlari sendirian untuk menembus masa depan yang disitu aku menaruh harap akan bertemu dirimu lagi? Pedih sekali hati ini. Sakit ya sangatlah sakit tapi tak apa. Sakit ini sudah menjadi bagian dari hati dan ragaku. Sama seperti kamu. Kamu yang mewarnai hari-hariku dulu sebagai teman yang sangat baik untukku. Tapi, waktu, perpisahan dan jarak mengubah segalanya. Merubah dirimu dan perasaanmu. Mungkinkah kau lupa bagaimana dulu aku dan kau bermain bersama? Tidakkah kau ingat aku? Menunggumu selama dua tiga empat lima enam tahun entahlah aku lupa sudah berapa lama perasaan ini datang dan menyiksaku. Kau yang jauh disana ingatlah bagaimana mungkin sedikit sapaan darimu tiga tahun lalu merupakan  surga kecil bagiku. Akupun tak tahu bagaimana mungkin perasaan ini tetap tertata apik ditempatnya. Bukannya aku tak ingin melupakanmu. Tetapi entah sulit bagiku untuk melupakanmu. Karena melupakanmu bagiku adalah hal yang tidak mungkin. Karena kau telah menjadi satu dihati ini dan kenangan bersama telah menjadi darah yang terus mengalir dalam nadiku. Mengapa? Bayangmu tetap hadir dalam sisiku dan bahkan kau selalu menyempatkan hadir di dalam mimpiku? Tetapi ragamu tak kunjung datang. Aku akan tetap menunggu dan berpacu pada masa depan. Karena aku yakin suatu hari suatu saat nanti kita akan bertemu.